Langkah Berani PTPN IV, Sulap Bangunan Tak Terpakai Jadi Pabrik Kopi Kelas Dunia
- calendar_month Sab, 11 Okt 2025

đź“° Transformasi Hijau, PTPN IV Regional 4 Manfaatkan Aset Bekas Rumah Sakit Jadi Pabrik Kopi Berkelas Ekspor
NEWS PUBLIK, Kerinci – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 4 Jambi–Sumatera Barat kembali menunjukkan komitmennya terhadap program hilirisasi komoditas unggulan nasional. Kali ini, perusahaan pelat merah tersebut mengonversi bekas bangunan rumah sakit di kawasan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, menjadi pabrik pengolahan kopi Arabika berkualitas ekspor.
Langkah ini menandai keseriusan PTPN IV Regional 4 dalam memperluas portofolio bisnis dari hulu ke hilir, sekaligus meningkatkan nilai tambah produk perkebunan di tingkat lokal.
“Kami mulai mengembangkan kopi secara lebih serius. Bekas rumah sakit Kayu Aro akan kami sulap menjadi pabrik pengolahan kopi agar seluruh rantai produksinya terintegrasi di unit ini,” ujar Delvi, Manajer Unit Usaha Kayu Aro, dikutip dari Antara, Jumat (10/10/2025).
Selama ini, pengelolaan kopi di kawasan Kayu Aro dilakukan dalam skala kecil oleh karyawan melalui unit usaha rumah tangga (UMKM). Melihat potensi besar dan tingginya permintaan pasar terhadap kopi Arabika Kayu Aro yang memiliki cita rasa dan aroma khas, manajemen PTPN IV memutuskan untuk meningkatkan skala pengolahan ke tingkat industri.
Dua Ikon Industri dalam Satu Kawasan
Kawasan Kayu Aro dinilai strategis karena berada di lingkungan perkebunan yang telah terintegrasi dengan kantor, perumahan karyawan, dan fasilitas produksi teh milik perusahaan.
“Rencana tersebut sudah dibahas di tingkat manajemen. Harapannya, akan ada dua ikon industri di satu lokasi — pabrik teh dan pabrik kopi Kayu Aro,” jelas Delvi.
Saat ini, PTPN IV Regional 4 telah mengelola 500 hektare lahan kopi Arabika, yang ditanam di ketinggian 1.200–1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi tanah vulkanik di lereng Gunung Kerinci menjadikan kopi Kayu Aro memiliki karakter unik: tingkat keasaman seimbang, aroma floral, dan tekstur lembut — ciri khas kopi spesialti kelas dunia.
Kopi Kayu Aro telah menembus pasar ekspor, terutama ke negara-negara Eropa dan Jepang. PTPN IV melihat peluang ekspor masih sangat terbuka seiring meningkatnya tren global terhadap kopi single origin dan sistem pertanian berkelanjutan (sustainable farming).
“Potensi pasar kopi Arabika Kayu Aro sangat besar, baik untuk domestik maupun ekspor. Melalui pembangunan pabrik ini, kami ingin memperkuat posisi Kayu Aro sebagai salah satu ikon ekspor unggulan Sumatera,” ujar Delvi menambahkan.
Transformasi Aset Non-Produktif Jadi Pusat Ekonomi Baru
Pemanfaatan bangunan bekas rumah sakit menjadi pabrik kopi merupakan bagian dari strategi efisiensi aset BUMN. Sebelum difungsikan, bangunan tersebut akan melalui proses pembersihan dan uji kelayakan teknis oleh tim manajemen untuk memastikan keamanan dan standar produksi.
Langkah ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan mampu mengubah aset non-produktif menjadi pusat ekonomi baru di kawasan perkebunan.
“Ini bukan hanya soal produksi kopi, tetapi juga bagaimana perusahaan mengelola aset secara optimal agar memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujar seorang pejabat di PTPN IV Regional 4.
Inisiatif ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat untuk memperkuat hilirisasi komoditas perkebunan nasional, termasuk kelapa sawit, teh, dan kopi.
Dorong Ekonomi Daerah dan Lapangan Kerja Baru
Dengan hadirnya pabrik pengolahan di Kayu Aro, rantai pasok dari petani dan kebun perusahaan dapat terserap langsung. Hal ini menciptakan nilai tambah di daerah, membuka lapangan kerja baru, serta memperkuat posisi Kayu Aro sebagai sentra kopi unggulan nasional.
Pabrik tersebut juga diharapkan menjadi pusat riset dan edukasi kopi, bekerja sama dengan lembaga penelitian serta komunitas petani di sekitar kawasan Gunung Kerinci.
Langkah PTPN IV Regional 4 ini menandai babak baru industri kopi di wilayah Jambi–Sumatera Barat. Dengan dukungan iklim ideal, tenaga kerja berpengalaman, dan fasilitas industri yang terus dikembangkan, Kayu Aro berpotensi sejajar dengan kawasan kopi ternama seperti Gayo, Toraja, dan Kintamani.
“Kami optimistis, pengembangan pabrik kopi ini akan menjadi penggerak ekonomi baru di Kayu Aro. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga kebanggaan terhadap produk lokal yang mampu menembus pasar global,” tutup Delvi.
- Penulis: Eli
- Editor: NEWS PUBLIK
