Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Artikel » “Rem Sosial Menjaga Investasi”: Merajut Kondusivitas atas Fenomena Demo Anarkis di Jambi

“Rem Sosial Menjaga Investasi”: Merajut Kondusivitas atas Fenomena Demo Anarkis di Jambi

  • calendar_month Sen, 1 Sep 2025


Oleh:

Muhammad Ridwansyah
Kepala Pusat Studi Perencanaan Bisnis dan Investasi Universitas Jambi
Ketua Harian Tenaga Ahli Gubernur Jambi

Dinamika aksi massa di beberapa titik di Provinsi Jambi memperlihatkan potensi eskalasi menuju perilaku anarkis. Sesungguhnya fenomena aksi anarkis dapat dibaca melalui teori biaya transaksi (Transaction Cost Economics, Coase 1937; Williamson 1985), di mana ketidakpastian sosial memperbesar biaya koordinasi, kontrak, dan pengawasan dalam kegiatan usaha.

Konflik terbuka menaikkan risk premium bagi investor, yang sejalan dengan konsep resiko politik dalam aliran Institutional Economics (North, 1990): stabilitas kelembagaan—termasuk norma adat—menjadi faktor penting bagi keberlangsungan investasi.

Pada level makro, teori ekspektasi rasional (Lucas, 1972) menjelaskan bahwa pelaku usaha menyesuaikan keputusan modal berdasarkan ekspektasi stabilitas ke depan; jika aksi anarkis berulang, ekspektasi negatif terbentuk dan minat investasi menurun.

Dampak Aksi Anarkis terhadap Iklim Investasi

Investor selalu membaca risiko melalui dua lensa: (1) risiko operasional (gangguan logistik, kerusakan aset, keselamatan karyawan) dan (2) risiko regulasi/ketidakpastian (potensi policy reversal, friksi pusat-daerah). Ketika praktik aksi menyentuh kekerasan—perusakan fasilitas umum, blokade jalan distribusi, atau intimidasi—risk premium naik, dan keputusan investasi bisa ditunda atau dialihkan ke provinsi lain.

Dengan kata lain, jika demo-demo di beberapa titik di Jambi tidak segera diurai, pasar membaca sinyal: biaya transaksi naik, kepastian usaha turun. Bukti empiris menunjukkan keterkaitan langsung antara stabilitas sosial dan realisasi investasi. Di Indonesia, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa pasca kerusuhan sosial di Mei 1998, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) anjlok hampir -44% pada tahun tersebut dibandingkan 1997, sebelum kemudian pulih setelah stabilisasi politik berjalan. Kasus serupa terlihat di Sulawesi Tengah saat konflik Poso awal 2000-an, di mana investor perkebunan dan sektor jasa menunda ekspansi hingga kondisi keamanan terkendali.

Sebaliknya, provinsi dengan iklim sosial kondusif seperti Jawa Tengah berhasil menjaga tren investasi tumbuh rata-rata 12–15% per tahun dalam periode 2015–2019, berkat stabilitas sosial dan adanya local wisdom yang menekan eskalasi konflik. Hal ini sejalan dengan analisis Collier & Hoeffler (2004) mengenai “conflict trap”, yang menunjukkan bahwa konflik sosial meningkatkan risiko investasi jangka panjang karena menciptakan lingkaran setan: biaya pengamanan naik, produktivitas turun, dan investor enggan masuk. Dengan demikian, rem sosial berupa kearifan lokal Jambi dapat diposisikan sebagai instrumen efektif untuk menghindari “conflict trap” dan menjaga keberlanjutan arus modal masuk

Kinerja Investasi Jambi Perlu Dijaga

Momentum peningkatan investasi di Jambi harus dijaga. Laporan dari DPMPTSP Provinsi Jambi menjelaskan peningkatan kinerja yang optimal bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Secara umum pada tahun 2024 kita telah mencapai target investasi yakni sebesar Rp. 11,57 Triliun baik PMA maupun PMDN dari rencana capaian target Renstra Rp. 5,71 Triliun, artinya telah tercapai 202,70% dan target BKPM RI Rp. 11,62 triliun (PMA/PMDN) atau tercapai sebesar 99,60% serta target Nasional Rp. 1.650 triliun dengan realisasi nasioal 1.714 triliun atau sebesar 103,88%.

Rem Sosial

Bali kerap dijadikan contoh daerah yang berhasil memanfaatkan modal sosial untuk menciptakan iklim kondusif bagi investasi dan pariwisata. Tradisi adat dengan konsep “Tri Hita Karana” menjadi fondasi kuat bagi kohesi sosial, sehingga konflik jarang bereskalasi menjadi anarkis. Mekanisme pararem yang ditegakkan mampu menjadi “rem sosial” yang efektif, menjaga ketertiban tanpa biaya represif besar. Keberhasilan Bali menunjukkan bahwa modal sosial berbasis kearifan lokal dapat memperkuat stabilitas sosial sekaligus meningkatkan daya tarik investasi.

Dalam konteks Jambi, rem sosial berbasis kearifan lokal berperan sangat penting sebagai kelembagaan informal yang menurunkan biaya transaksi, menahan gejolak ekspektasi negatif, serta menjaga iklim kondusif bagi investasi. Dengan kata lain, seloko dan adat berfungsi memperkuat tata kelola sosial tanpa perlu biaya represif yang tinggi.
Dalam tradisi Melayu Jambi, tutur kata yang santun selalu dikedepankan—“kami susun jari nan sepuluh, kami tundukkan kepala nan satu, kami hatur sembah nan sebuah; ampun kepada yang tuo, maaf kepado yang banyak”—bukan sekadar basa-basi, melainkan kode etika publik untuk menurunkan tensi dan menata dialog. Seloko semacam ini mengajarkan bahwa ruang protes pun perlu nilai: marwah, tertib, dan mufakat.

Seloko Adat sebagai Instrumen Perdamaian

Di tengah ketidakmenentuan arah aksi (yang mudah ditarik menuju tindakan destruktif), beberapa seloko berikut relevan sebagai “rem sosial”:

  • “Duduk samo rendah, tegak samo tinggi.” Menekankan egalitas dalam musyawarah: tuntutan boleh keras, caranya tetap beradab.
  • “Berat samo dipikul, ringan samo dijinjing.” Solidaritas menolak kekerasan yang merugikan sesama warga dan pelaku usaha lokal (toko, UMKM)—kerusakan fasilitas umum akhirnya ditanggung bersama.
  • “Jangan telunjuk lurus, kelingking berkait; jangan menggunting kain dalam lipatan.” Mengingatkan orator, korlap, dan elite agar transparan—jangan memprovokasi dari belakang layar.
  • “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” Aksi di Jambi harus menjunjung adat setempat: aspirasi sah, tapi cara menyampaikan wajib mengindahkan hukum dan nilai lokal.
  • “Tegak rumah karena sendi, tegak negeri karena budi.” Negeri yang kokoh bukan hanya oleh hukum positif, tetapi juga budi pekerti dalam berekspresi—termasuk saat marah.

Peran kunci pemimpin menurut adat

Kondusivitas bukan berarti menutup ruang kritik. Justru, ruang kritik diperkuat dengan adat sebagai pagar. Bila aksi terlanjur memanas, ingat seloko: “Keruh aek tengok ke hulu Senak aek tengok ke muaro.” Tujuan akhirnya satu: marwah terjaga, aspirasi tersampaikan, ekonomi tak terganggu. Dengan begitu, capaian investasi yang sudah diraih Jambi tidak luntur oleh kabut kekisruhan, dan minat investor tetap bertahan, bahkan tumbuh, karena mereka melihat Jambi mampu merajut perbedaan menjadi mufakat.

Seloko tersebut juga menegaskan pentingnya pemimpin turun langsung ke akar rumput untuk memahami sumber persoalan, bukan hanya menerima laporan dari bawahan. Tradisi ini selaras dengan praktik Pejabat Tidur di Dusun (Pertisun) untuk mengunjungi warga dan menyerap aspirasi masyarakat setempat.

Menjaga Marwah dan Menarik Investasi

Namun, kehadiran simbolik saja tidak cukup; diperlukan tindak lanjut berupa alokasi anggaran yang proporsional, agar problem yang ditemui di lapangan tidak sekadar menjadi catatan, tetapi memperoleh porsi nyata dalam kebijakan pembangunan. Dengan demikian, seloko ini mengajarkan bahwa kepemimpinan yang sejati bukan hanya hadir secara fisik, tetapi juga mampu menyalurkan sumber daya fiskal ke titik-titik kebutuhan yang paling mendesak, sehingga keadilan pembangunan benar-benar terasa hingga lapisan bawah.

  • Penulis: Muhammad Ridwansyah
  • Editor: NEWS PUBLIK

Rekomendasi Untuk Anda

  • Jambi dan Desain Besar Sawit-Kelapa-Karet: Antara Rencana Strategis dan Realita

    Jambi dan Desain Besar Sawit-Kelapa-Karet: Antara Rencana Strategis dan Realita

    • 0Komentar

    Oleh: Yulfi Alfikri Noer S.IP., M.AP* Akademisi UIN STS Jambi Sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan Asta Cita yang tertuang dalam agenda nasional jangka panjang, arah kebijakan pembangunan Provinsi Jambi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 menegaskan peran strategis provinsi ini sebagai penyangga bioindustri dan ketahanan energi Sumatra. alam kerangka tersebut, Jambi […]

  • Wagub Sani: Pentingnya Peran Ulama dan Umara Sebagai Pengayom Masyarakat

    Wagub Sani: Pentingnya Peran Ulama dan Umara Sebagai Pengayom Masyarakat

    • 0Komentar

    Sengeti (Diskominfo Provinsi Jambi) –  Wakil Gubernur (Wagub) Jambi Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I mengemukakan bahwa kebaikkan hubungan antara ulama dan umara dapat menjaga kerukunan dan persatuan masyarakat. Keduanya dapat berkolaborasi dan bersinergi untuk mewujudkan kesejahteraan umat dan kemajuan pembangunan dalam mengayomi masyarakat. Hal tersebut dikemukakan Wagub saat menghadiri Safari Ramadhan Pemerintah Provinsi Jambi bersama […]

  • Gubernur Jambi Catat Rekor MURI dengan Pengibaran Bendera Terbanyak di JPO

    Gubernur Jambi Catat Rekor MURI dengan Pengibaran Bendera Terbanyak di JPO

    • 0Komentar

    📰 Baru! Gubernur Al Haris Raih Rekor MURI Lewat Pengibaran Ribuan Merah Putih di Jembatan Gentala Arasy NEWS PUBLIK, Jambi (Diskominfo Provinsi Jambi)– Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos., MH, berhasil mengantarkan Provinsi Jambi mencetak sejarah baru di tingkat nasional. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) resmi menganugerahkan penghargaan kepada Pemprov Jambi atas penyelenggaraan pengibaran […]

  • Seleksi PPPK Ricuh: Honorer Puluhan Tahun Tersingkir, Formapek Desak Polda Jambi Usut Dugaan Kecurangan

    Seleksi PPPK Ricuh: Honorer Puluhan Tahun Tersingkir, Formapek Desak Polda Jambi Usut Dugaan Kecurangan

    • 0Komentar

    NEWS PUBLIK, Jambi, 9 Desember 2025 – Proses rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah honorer lama menyampaikan kekecewaan mendalam karena merasa terpinggirkan akibat carut-marutnya mekanisme seleksi tahun ini. Banyak di antara mereka telah mengabdi belasan hingga puluhan tahun, namun gagal memperoleh formasi karena dianggap tidak memenuhi ketentuan teknis yang […]

  • Polisi Tangkap Pelaku Penggelapan Sepeda Motor di Candipuro, Lamsel

    Polisi Tangkap Pelaku Penggelapan Sepeda Motor di Candipuro, Lamsel

    • 0Komentar

    NEWS PUBLIK, Lampung Selatan – Unit Reskrim Polsek Candipuro, Polres Lampung Selatan (Lamsel), berhasil menangkap pelaku penggelapan sepeda motor, seorang pria bernama Dupa (19). Kapolsek Candipuro, AKP Farid Riyanto, menjelaskan bahwa tindak pidana penggelapan yang dilakukan oleh Dupa terjadi pada hari Senin (23/9/2024) sekitar pukul 12.00 WIB. “Tempat kejadian perkara (TKP) berada di sebuah rumah […]

  • Gubernur Al Haris Jawab dan Jelaskan Pandangan Umum Fraksi DPRD

    Gubernur Al Haris Jawab dan Jelaskan Pandangan Umum Fraksi DPRD

    • 0Komentar

    NEWS PUBLIK, Jambi (Diskominfo Provinsi Jambi) – Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos. MH menyampaikan, sebagaimana diketahui bahwa pada Rapat Paripurna DPRD pada tanggal 9 April 2025, Fraksi-fraksi Dewan telah menyampaikan Pandangan Umum terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jambi Tahun 2024. Hal tersebut disampaikan Gubernur saat memberikan Jawaban Pemerintah Atas Pandangan Umum Fraksi-Faraksi […]

expand_less